Sudah saatnya-kah? 2
dari sebuah blogKamu, bukanlah yang pertama menyentuh hatiku...
Tapi kamu, yang pertama membuatku mengerti apa arti cinta sebenarnya...
Bersama kamu, aku melalui hari-hari yang penuh warna...
Kamu juga, yang menorehkan warna-warni di kanvas hatiku yang putih...
Kamu juga, yang terkadang membuat lubang di hatiku...
Adakalanya, kamu juga, yang menambal lubang itu...
Meskipun tidak sepenuhnya lubang itu tertutupi...
Ahh... tapi tahukah kamu, bagaimana aku menjaga hatiku?
Menjaga supaya tetap utuh, meskipun ada tambal sulamnya?
Tak pernah aku sesali hubungan ini...
Aku bersyukur bahwa sebagian hidupku diisi oleh kamu...
Yang kusesali adalah mengapa pada akhirnya, hati yang sudah coba kujaga, tidak lagi hanya berlubang, akan tetapi retak-retak dan akhirnya hancur berkeping-keping...
Ibarat baju yang sudah berumur, jika ada bagian yang robek dan ditambal dengan kain yang baru, lama-lama bagian yang robek akan bertambah... begitu terus sehingga robek-nya menjadi besar dan pada akhirnya tidak bisa dipakai lagi, begitu bukan?
Mungkin buat kamu, contoh diatas adalah contoh yang mengada-ada...
Kamu bisa bilang bahwa baju itu bisa dipakai di rumah saja...
Tidak apa-apa, kamu bebas mengartikannya apa saja...
Sulit buatku untuk merangkai kepingan-kepingan hati...
Kamu punya lem untuk merekatkannya?
Kamu tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk merangkai serta merekatkannya kembali?
Atau sudah saatnya-kah kepingan-kepingan itu dibiarkan begitu saja?
Kamu punya jawabannya?
*menatap kepingan hati*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar